Senin, 21 Mei 2012

Drama Manchester City


Drama Manchester City
Liga Primer Inggris musim 2011/2012 penuh dengan drama. Kedahsyatan, keajaiban, tangisan, dan keceriaan datang silih berganti tanpa bisa diduga. Tentu, hal ini lebih seru daripada sekadar film atau movie apapun yang pernah saya lihat. Manchester City dan Manchester United adalah aktor utama dalam perburuan gelar paling bergengsi di daratan Inggris itu. Silih berganti, kedua klub satu kota tersebut membuat perasaan masing-masing supporternya naik turun, kadang menciptakan tawa, kadang ketegangan, kadang keceriaan, bahkan tidak jarang menangis sedih.
Lihat saja, ketika The Sky Blues memuncaki klasmen, apalagi ketika berhasil mempermalukan The Red Devils-julukan MU, 1-6 di Old Trafford. Publik MU pada saat itu berada di titik paling bawah. Baru kali ini, klub yang berhasil menjuarai liga sebanyak 19 kali tersebut kalah dengan skor paling telak dan menakjubkan. Konon, itu adalah rekor terburuk MU sejak puluhan tahun yang lalu.
Kondisi sebaliknya dirasakan oleh The Citizens-julukan bagi fans Man. City. The Sky Blues mempermalukan MU di kandangnya sendiri adalah hadiah besar dan tentunya membawa kebahagiaan bagi pendukung setianya. Sejak awal musim hingga pertengahan, Man. City istiqomah berada di puncak klasmen. Alhasil, Klub yang bermarkas di Etihad Stadium ini berhasil menjadi juara di paro musim liga.
Namun, saat putaran II berlangsung, kekosongan beberapa pemain inti Man. City mempengaruhi ketajaman di lini depan. Mereka yang sempat absen diantanya adalah Yaya Toure dan Kolo Toure yang pada saat itu sedang memperkuat timnas di ajang piala afrika, serta Tevez yang terlibat konlflik interpersonal dengan Mancio, sang pelatih Man. City. Ketidakhadiran mereka di lapangan sangat terasa pengaruhnya. Man City harus rela berbagi poin, bahkan kehilangan poin saat bertandang ke tim lawan. Kekalahan Man. City salah satunya di alami ketika melawan Arsenal.
Akhirnya, tahta di puncak klasmen berhasil direbut oleh MU. Tidak tanggung-tanggung, MU berhasil menjauh dari Man. City dengan selih 7 poin. Hal ini sempat mencemaskan seluruh pendukung, pemain, dan tentu saja sang pemilik, Syekh Mansour. Bahkan, Mancio sempat menyatakan bahwa The Sky Blues menemukan jalan yang terjal untuk menjuarai liga musim 2011/2012.
Tapi entah kenapa, keajaiban dan dewi fortuna nyatanya kembali berpihak kepada Man. City. Siapa sangka, jika dalam beberapa pertandingan tersisa, prestasi MU tidak terlalu baik, sehingga City pun bisa mengejar ketertinggalan poin hingga menyamai perolehan MU. Di sinilah, perasaan seluruh pemain dan supporter menjadi harap-harap cemas. Hanya mengandalkan keunggulan selisih gol yang dimiliki City tidak akan pernah bisa mengunci poin, sebelum laga terakhir benar-benar di mainkan.
Menjelang laga terakhir liga primer Inggris dimainkan, seluruh media tidak ingin ketinggalan memberitakan, memprediksi, dan mengompori para supporter mengenai siapa yang berhak menjadi juara. Di atas kertas, City memang lebih di unggulkan untuk menjadi juara. Karena pada laga terakhir, City bertanding melawan tim zona degradasi, QPR. Apalagi, laga terakhir tersebut dimainkan di kandang City, Etihad Stadium. “Hanya keajaiban yang menghalang City untuk menjadi Juara,” tulis salah satu media nasional di Indonesia saat itu. Sedangkan MU yang pada laga terakhir melawa Sunderland, menang adalah harga mati. MU hanya bisa berharap kepada City untuk seri atau kalah melawan QPR. Jika MU menang dan City seri atau kalah, maka gelar juara sudah pasti akan digenggam oleh Rooney dkk.
Tibalah saat yang paling menegangkan, laga terakhir liga Primer Inggris. Pertandingan kali Ini lebih seru dan menegangkan dari sebuah film atau movie manapun yang pernah saya lihat.
Malam senin (13/5), pertandingan dimulai sekitar pukul 20.00 WIB. Saya dan teman yang baru pulang dari Soekarno Hatta pada saat itu, langsung mencari tempat nonton bareng yang menyiarkan pertandingan City Vs. QPR. Café yang biasanya menyiarkan laga-laga penting, entah kenapa dalam keadaan tutup dan gelap. Akhirnya, kami menemukan salah satu warung padang yang ada di depan gang kami, sekitar Jetis. Tidak pikir panjang, kami pun langsung makan di situ dan meminta kepada pemilik warung untuk pindah channel ke MNC TV.
Babak kedua sedang berlangsung saat kami mulai duduk menunggu makan. Sayang, keunggulan City 1-0 pada babak pertama tidak sempat kami saksikan. Tapi hati mulai tenang, karena keunggulan 1-0 berarti juara di depan mata.
Sedikit Cerita Kemenangan Dramatis Manchester City
(Sumber: http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/05/14/sedikit-cerita-kemenangan-dramatis-manchester-city/)
Dari awal Man City sudah mengambil inisiatif untuk lebih banyak Menguasai bola dan menyerang, beberapa kali percobaan tendangan ke gawang, masih belum menemui sasaran, sedangkan rival sekota mereka sudah memimpin 1-0 di menit 12 berkat goal dari Wayne Rooney.Pada akhirnya sampai pada menit ke 35, Zabaleta yang terlepas dari pengawalan, memanfaatkan umpan manis dari Toure, Zabaleta  menyontek bola dan mengelabui penjaga gawang Kenny dan skor pun berubah menjadi 1-0 City memimpin dan skor pun bertahan sampai turun minum.
Keunggulan tersebut akhirnya sirna setelah Djibril Cisse mencetak gol balasan pada menit ke-48. Gol tersebut akibat kesalahan fatal yang dilakukan Joleon Lescott saat menyundul bola. Bola malah jatuh ke arah Cisse. Dengan cepat Cisse menggiring bola untuk mendekati gawang, kemudian melepaskan tembakan keras, dan akhirnya menaklukkan Joe Hart. Tapi waktu masih lama dan Pasukan Roberto Mancini tetap melancarkan serangan, sedangkan Man United masih tetap memimpin 1-0 atas Sunderland.

City berpeluang besar kembali unggul setelah QPR harus bermain dengan sepuluh pemain. Joey Barton dikenai kartu merah akibat menyikut Tevez pada menit ke-55. Seperti tak terima dengan keputusan wasit, Barton kembali membuat ulah dengan menendang Aguero saat hendak meninggalkan lapangan. Dari kejadian tersebut saya merasa yakin kalau Man City akan bisa menambah Goal untuk memenangkan pertandingan tersebut dan merebut Gelar juara Liga Inggris musim ini.
Namun, sepuluh pemain QPR malah menjadi petaka bagi City mungkin ini karna Tevez dituduh memprovokasi Barton yang harus keluar karna mendapat kartu merah. Jamie Mackie membawa QPR kembali unggul berkat gol yang diciptakannya pada menit ke-66. Sukses ini berawal dari aksi pemain pengganti Armand Traore yang menggantikan Djibril Cisse yang melakukan serangan balik cepat dari sektor kanan pertahanan City. Dia kemudian melepaskan umpan silang ke dalam kotak penalti. Mackie yang tidak terkawal dengan mudah menyundul bola masuk ke gawang City dan skor pun berubah menjadi 2-1 untuk keunggulan QPR, sedangkan MU masih tetap memimpin 1-0 atas Sunderland.
Dari Goal tersebut, terlihat kesedihan dari supporter Man City yang tidak menyanggka akan bisa kebobolan lagi, karna mereka berharap akan bisa menambah goal, tapi malah sebaliknya, dari reaksi supporter, saking kesanlnya bahkan ada yang memukul tempat duduk dengan sialnya, ada yang sedih menangis, ada yang memegang kepalanya kaarna merasa tidak bisa terima dengan kejadian ini, tapi mereka masih ada yang bersemangat mendukung karna waktu masih banyak tersisa dibabak kedua ini.
Setelah Unggul 2-1 QPR mengganti lagi penyerangnya Bobby Zamora dengan menempatkan pemain bertahan untuk menjaga keunggulan, sehingga otomatis tidak ada penyerang di kubu QPR karna Cisse sebelumnya juga sudah diganti. Mancini langsung bergerak cepat dengan memasukkan Edin Dzeko dan Balotelli. Dengan 24 menit waktu normal tersisa, City mampu mengurung QPR. Namun, mereka tak jua bisa membuat gol sampai pertandingan memasuki injury time.
Ketegangan semakin meningkat. semakinbanyak suporter City mulai menangis. termasuk saya juga tak habis pikir dan pingin ikut menangis karna tidak menyangka Man City akan terjungkal di laga pamungkas dan penentu gelar juara. Beruntung, para pemain City tak putus asa terus menyerang, meski waktu hampir habis. Apalagi, kekalahan atau seri berarti kegagalan juara. Usaha keras mereka akhirnya membuahkan hasil setelah Dzeko menciptakan gol. Dia dengan baik menanduk sebuah umpan silang. Gol ini semakin membangkitkan semangat City. Sebuah serangan mengubah segala cerita. Balotelli yang mendapat umpan Aguero, mengembalikan bola kepadanya. Aguero pun mencoba mencari ruang. Sempat mengecoh bek lawan, dia kemudian melepaskan tendangan keras dan menghunjamkan bola ke gawang QPR, Kiper QPR yang sebelumnya tampil cemerlang diwaktu normal 90 menit, tiba-tiba tidak berdaya menahan gempuran Pasukan biru di lima menit waktu tambahan.
Suasana pun kembali berubah, banyak supporter Man City kembali bisa tertawa dan melampiaskan kegembiraannya dengan saling berpelukan dengan temannya dan ada juga beberapa pria yang membuka bajunya, Gol yang meledakkan teriakan kegembiraan publik Etihad. Sebab, gol inilah yang memastikan City meraih kemenangan 3-2, sekaligus gelar juara Premier League untuk pertama kalinya sejak 1968. Menurut Premier League, sepanjang laga, City menciptakan sepuluh peluang emas dari 16 usaha. Adapun QPR melepaskan dua tembakan akurat dari dua percobaan.
Setelah pertandingan usai dan memastikan diri sebagi juara di musim 2011-2012, pemain dan penonton tumpah ruah ke tengah lapangan, banyak expresi kegembiraan yang diperlihatkan oleh pemain dan supporter, bahkan ada seorang pria yang sudah berumur, dengan membawa bendera Man City, sambil menangis dan bersimpuh ditengah lapangan karna kegembiraanya atas kemenangan Man City dan menjadi juara liga inggris setelah 44 tahun menunggu. Saya pun ikut bergembira karna doa semua orang menjadi kenyataan, karna saya yakin kemarin malam setiap orang berdoa supaya Man City bisa memenangkan laga pamungkas tersebut. Dan akhirnya semua doa itu terkabulkan dan Man City menjadi Juara.
Mungkin hanya itu ungkapan keceriaan supporter dan termasuk saya juga, seharusnya tulisan ini kemarin malam atau tadi pagi sudah muncul, tapi karna sesuatu dan lain hal, makanya baru bisa saya munculkan, sekali lagi selamat untuk Manchester City dan para Supporter untuk keberhasilan ini, sekian dan terimakasih.
Celebrtion of my team :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar