Drama Manchester City
Liga Primer Inggris musim 2011/2012 penuh dengan
drama. Kedahsyatan, keajaiban, tangisan, dan keceriaan datang silih berganti
tanpa bisa diduga. Tentu, hal ini lebih seru daripada sekadar film atau movie
apapun yang pernah saya lihat. Manchester City dan Manchester United adalah aktor
utama dalam perburuan gelar paling bergengsi di daratan Inggris itu. Silih
berganti, kedua klub satu kota tersebut membuat perasaan masing-masing
supporternya naik turun, kadang menciptakan tawa, kadang ketegangan, kadang
keceriaan, bahkan tidak jarang menangis sedih.
Lihat saja, ketika The Sky Blues memuncaki klasmen,
apalagi ketika berhasil mempermalukan The Red Devils-julukan MU, 1-6 di Old
Trafford. Publik MU pada saat itu berada di titik paling bawah. Baru kali ini, klub
yang berhasil menjuarai liga sebanyak 19 kali tersebut kalah dengan skor paling
telak dan menakjubkan. Konon, itu adalah rekor terburuk MU sejak puluhan tahun
yang lalu.
Kondisi sebaliknya dirasakan oleh The Citizens-julukan
bagi fans Man. City. The Sky Blues mempermalukan MU di kandangnya sendiri
adalah hadiah besar dan tentunya membawa kebahagiaan bagi pendukung setianya. Sejak
awal musim hingga pertengahan, Man. City istiqomah berada di puncak klasmen.
Alhasil, Klub yang bermarkas di Etihad Stadium ini berhasil menjadi juara di
paro musim liga.
Namun, saat putaran II berlangsung, kekosongan
beberapa pemain inti Man. City mempengaruhi ketajaman di lini depan. Mereka
yang sempat absen diantanya adalah Yaya Toure dan Kolo Toure yang pada saat itu
sedang memperkuat timnas di ajang piala afrika, serta Tevez yang terlibat
konlflik interpersonal dengan Mancio, sang pelatih Man. City. Ketidakhadiran
mereka di lapangan sangat terasa pengaruhnya. Man City harus rela berbagi poin,
bahkan kehilangan poin saat bertandang ke tim lawan. Kekalahan Man. City salah
satunya di alami ketika melawan Arsenal.
Akhirnya, tahta di puncak klasmen berhasil direbut
oleh MU. Tidak tanggung-tanggung, MU berhasil menjauh dari Man. City dengan
selih 7 poin. Hal ini sempat mencemaskan seluruh pendukung, pemain, dan tentu
saja sang pemilik, Syekh Mansour. Bahkan, Mancio sempat menyatakan bahwa The
Sky Blues menemukan jalan yang terjal untuk menjuarai liga musim 2011/2012.
Tapi entah kenapa, keajaiban dan dewi fortuna nyatanya
kembali berpihak kepada Man. City. Siapa sangka, jika dalam beberapa
pertandingan tersisa, prestasi MU tidak terlalu baik, sehingga City pun bisa
mengejar ketertinggalan poin hingga menyamai perolehan MU. Di sinilah, perasaan
seluruh pemain dan supporter menjadi harap-harap cemas. Hanya mengandalkan
keunggulan selisih gol yang dimiliki City tidak akan pernah bisa mengunci poin,
sebelum laga terakhir benar-benar di mainkan.
Menjelang laga terakhir liga primer Inggris dimainkan,
seluruh media tidak ingin ketinggalan memberitakan, memprediksi, dan mengompori
para supporter mengenai siapa yang berhak menjadi juara. Di atas kertas, City
memang lebih di unggulkan untuk menjadi juara. Karena pada laga terakhir, City
bertanding melawan tim zona degradasi, QPR. Apalagi, laga terakhir tersebut
dimainkan di kandang City, Etihad Stadium. “Hanya keajaiban yang menghalang
City untuk menjadi Juara,” tulis salah satu media nasional di Indonesia saat
itu. Sedangkan MU yang pada laga terakhir melawa Sunderland, menang adalah
harga mati. MU hanya bisa berharap kepada City untuk seri atau kalah melawan
QPR. Jika MU menang dan City seri atau kalah, maka gelar juara sudah pasti akan
digenggam oleh Rooney dkk.
Tibalah saat yang paling menegangkan, laga terakhir
liga Primer Inggris. Pertandingan kali Ini lebih seru dan menegangkan dari
sebuah film atau movie manapun yang pernah saya lihat.
Malam senin (13/5), pertandingan dimulai sekitar pukul
20.00 WIB. Saya dan teman yang baru pulang dari Soekarno Hatta pada saat itu,
langsung mencari tempat nonton bareng yang menyiarkan pertandingan City Vs.
QPR. Café yang biasanya menyiarkan laga-laga penting, entah kenapa dalam
keadaan tutup dan gelap. Akhirnya, kami menemukan salah satu warung padang yang
ada di depan gang kami, sekitar Jetis. Tidak pikir panjang, kami pun langsung
makan di situ dan meminta kepada pemilik warung untuk pindah channel ke MNC TV.
Babak kedua sedang berlangsung saat kami mulai duduk
menunggu makan. Sayang, keunggulan City 1-0 pada babak pertama tidak sempat kami
saksikan. Tapi hati mulai tenang, karena keunggulan 1-0 berarti juara di depan
mata.
Sedikit Cerita Kemenangan Dramatis
Manchester City
(Sumber: http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/05/14/sedikit-cerita-kemenangan-dramatis-manchester-city/)
Dari awal Man City sudah mengambil inisiatif untuk
lebih banyak Menguasai bola dan menyerang, beberapa kali percobaan tendangan ke
gawang, masih belum menemui sasaran, sedangkan rival sekota mereka sudah
memimpin 1-0 di menit 12 berkat goal dari Wayne Rooney.Pada akhirnya sampai
pada menit ke 35, Zabaleta yang terlepas dari pengawalan, memanfaatkan umpan
manis dari Toure, Zabaleta menyontek
bola dan mengelabui penjaga gawang Kenny dan skor pun berubah menjadi 1-0 City
memimpin dan skor pun bertahan sampai turun minum.
Keunggulan tersebut akhirnya sirna setelah Djibril
Cisse mencetak gol balasan pada menit ke-48. Gol tersebut akibat kesalahan
fatal yang dilakukan Joleon Lescott saat menyundul bola. Bola malah jatuh ke
arah Cisse. Dengan cepat Cisse menggiring bola untuk mendekati gawang, kemudian
melepaskan tembakan keras, dan akhirnya menaklukkan Joe Hart. Tapi waktu masih
lama dan Pasukan Roberto Mancini tetap melancarkan serangan, sedangkan Man
United masih tetap memimpin 1-0 atas Sunderland.
City berpeluang besar kembali unggul setelah QPR harus
bermain dengan sepuluh pemain. Joey Barton dikenai kartu merah akibat menyikut
Tevez pada menit ke-55. Seperti tak terima dengan keputusan wasit, Barton
kembali membuat ulah dengan menendang Aguero saat hendak meninggalkan lapangan.
Dari kejadian tersebut saya merasa yakin kalau Man City akan bisa menambah Goal
untuk memenangkan pertandingan tersebut dan merebut Gelar juara Liga Inggris
musim ini.
Namun, sepuluh pemain QPR malah menjadi petaka bagi
City mungkin ini karna Tevez dituduh memprovokasi Barton yang harus keluar
karna mendapat kartu merah. Jamie Mackie membawa QPR kembali unggul berkat gol
yang diciptakannya pada menit ke-66. Sukses ini berawal dari aksi pemain
pengganti Armand Traore yang menggantikan Djibril Cisse yang melakukan serangan
balik cepat dari sektor kanan pertahanan City. Dia kemudian melepaskan umpan
silang ke dalam kotak penalti. Mackie yang tidak terkawal dengan mudah
menyundul bola masuk ke gawang City dan skor pun berubah menjadi 2-1 untuk
keunggulan QPR, sedangkan MU masih tetap memimpin 1-0 atas Sunderland.
Dari Goal tersebut, terlihat kesedihan dari supporter
Man City yang tidak menyanggka akan bisa kebobolan lagi, karna mereka berharap
akan bisa menambah goal, tapi malah sebaliknya, dari reaksi supporter, saking
kesanlnya bahkan ada yang memukul tempat duduk dengan sialnya, ada yang sedih
menangis, ada yang memegang kepalanya kaarna merasa tidak bisa terima dengan
kejadian ini, tapi mereka masih ada yang bersemangat mendukung karna waktu
masih banyak tersisa dibabak kedua ini.
Setelah Unggul 2-1 QPR mengganti lagi penyerangnya
Bobby Zamora dengan menempatkan pemain bertahan untuk menjaga keunggulan,
sehingga otomatis tidak ada penyerang di kubu QPR karna Cisse sebelumnya juga
sudah diganti. Mancini langsung bergerak cepat dengan memasukkan Edin Dzeko dan
Balotelli. Dengan 24 menit waktu normal tersisa, City mampu mengurung QPR.
Namun, mereka tak jua bisa membuat gol sampai pertandingan memasuki injury
time.
Ketegangan semakin meningkat. semakinbanyak suporter
City mulai menangis. termasuk saya juga tak habis pikir dan pingin ikut
menangis karna tidak menyangka Man City akan terjungkal di laga pamungkas dan
penentu gelar juara. Beruntung, para pemain City tak putus asa terus menyerang,
meski waktu hampir habis. Apalagi, kekalahan atau seri berarti kegagalan juara.
Usaha keras mereka akhirnya membuahkan hasil setelah Dzeko menciptakan gol. Dia
dengan baik menanduk sebuah umpan silang. Gol ini semakin membangkitkan
semangat City. Sebuah serangan mengubah segala cerita. Balotelli yang mendapat
umpan Aguero, mengembalikan bola kepadanya. Aguero pun mencoba mencari ruang.
Sempat mengecoh bek lawan, dia kemudian melepaskan tendangan keras dan
menghunjamkan bola ke gawang QPR, Kiper QPR yang sebelumnya tampil cemerlang
diwaktu normal 90 menit, tiba-tiba tidak berdaya menahan gempuran Pasukan biru
di lima menit waktu tambahan.
Suasana pun kembali berubah, banyak supporter Man City
kembali bisa tertawa dan melampiaskan kegembiraannya dengan saling berpelukan dengan
temannya dan ada juga beberapa pria yang membuka bajunya, Gol yang meledakkan
teriakan kegembiraan publik Etihad. Sebab, gol inilah yang memastikan City
meraih kemenangan 3-2, sekaligus gelar juara Premier League untuk pertama
kalinya sejak 1968. Menurut Premier League, sepanjang laga, City menciptakan
sepuluh peluang emas dari 16 usaha. Adapun QPR melepaskan dua tembakan akurat
dari dua percobaan.
Setelah pertandingan usai dan memastikan diri sebagi
juara di musim 2011-2012, pemain dan penonton tumpah ruah ke tengah lapangan,
banyak expresi kegembiraan yang diperlihatkan oleh pemain dan supporter, bahkan
ada seorang pria yang sudah berumur, dengan membawa bendera Man City, sambil
menangis dan bersimpuh ditengah lapangan karna kegembiraanya atas kemenangan
Man City dan menjadi juara liga inggris setelah 44 tahun menunggu. Saya pun
ikut bergembira karna doa semua orang menjadi kenyataan, karna saya yakin
kemarin malam setiap orang berdoa supaya Man City bisa memenangkan laga
pamungkas tersebut. Dan akhirnya semua doa itu terkabulkan dan Man City menjadi
Juara.
Mungkin hanya itu ungkapan keceriaan supporter dan
termasuk saya juga, seharusnya tulisan ini kemarin malam atau tadi pagi sudah
muncul, tapi karna sesuatu dan lain hal, makanya baru bisa saya munculkan,
sekali lagi selamat untuk Manchester City dan para Supporter untuk keberhasilan
ini, sekian dan terimakasih.
Celebrtion of my team :) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar