Minggu, 31 Januari 2016

HAL YANG PALING BERAT

            Hal yang paling berat bagi hati ini adalah menjaga dari penyakit hati, terutama berupa dengki, riya, dan ujub. Dengki terkadang muncul ketika kita melihat teman, saudara, atau orang lain memperoleh kesenangan dengan apa yang ia dapat. Begitu sebaliknya, senang melihat orang lain mendapatkan kesusahan. Astaghfirullah. Guru saya, ustad Luqmanul Hakim menyebutnya dengan istilah SMS, Senang Melihat orang lain Susah, dan Susah Melihat orang lain Senang. Kalau sudah begini, pikiran dan hati kita hanya penuh dengan ketidaktenangan. Merugikan diri sendiri.
            Harusnya, sebagai teman, kerabat, ataupun saudara, kita bangga melihat orang lain senang dan susah melihat orang lain susah. Karena Nabi Muhammad sendiri mengistilahkan bahwa umat islam itu bagaikan satu tubuh, jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan ketidaknyamanan juga. Contohnya aja sakit gigi, hhe.  
            Selanjutnya mengenai riya dan ujub. Ini yang bisa menggerogoti nilai amal kita hingga tak ternilai di mata Allah. Kalo dalam matematika, berapapun jumlah angkanya jika dikalikan dengan nol, maka nilainya nol. Misalnya, jika kita melakukan sedekah dan nilai pahala ibaratnya 1 Miliyar, namun karena kita melakukannya karena riya, maka jumlah pahala tersebut dikalikan dengan nol, hasilnya nol alias kosong tak ternilai di sisi Allah. Allah hanya menerima amal sholeh seorang muslim jika niatnya ikhlas hanya karena Allah.
            Dan untuk ujub. Ini yang membahayakan umat muslim. Baru saja ibadah, lalu merasa menjadi hamba yang terbaik, bahkan lupa dengan istighfar akan dosa-dosa sendiri. Baru saja pulang dari kajian atau taklim, merasa lebih baik dari orang yang duduk nongkrong di mall. Setan memang pintar untuk menjebak manusia dengan berbagai cara, dan khusus riya dan ujub ini akan menimpa orang-orang muslim yang rajin beribadah. Jika ujian riya lolos, maka setan akan menyerangnya dengan sifat ujub. Nabi Muhammad sendiri mengatakan jika tidak akan masuk surga orang yang memiliki sifat sombong, meski seberat zarrah.
            Kemudian hal yang paling berat bagi prilaku sehari-hari atau yang terlihat. Salah satunya adalah disipin dalam hal kebaikan. Kalo untuk cowok biasanya nih, ya bangun dini hari untuk tahajud dan subuhan ke masjid. Astaghfirullah. Meski kita sendiri tahu bagaimana fadhilah sholat sunat fajar dan subuh berjamaah. Jadi, meski berat, dan sering di sentil dengan meme "gimana mau bangun rumah tangga, kalo bangun subuh aja berat," ya tetap paksakan. Khususnya untuk yang nulis ini. :) 
            Kemudian Ghibah. Ini kebiasaan buruk dan sesungguhnya masuk dalam salah satu dosa besar. Bayangkan aja, orang yang melakukan ghibah, diibaratkan dengan memakan bangkai saudara sendiri. Namun, dikalangan kita, masih saja hobi melakukan, mendengar, dan mendukung jika ada orang yang melakukan ghibah. Terus terang saja, ini lebih sering dilakukan oleh ibu-ibu, apalagi kalo udah ketemuan atau ngumpul. Semoga saya dan keluarga saya, begitu juga dengan seluruh keluarga teman-teman, diampuni dan dijauhkan dari dosa ghibah ini. Menilai diri sendiri terlebih dahulu lebih baik daripada menilai orang lain. Dosa sudah pasti dan pahala akan berkurang.
            Hal yang paling berat bagi kita selanjutnya adalah dalam bidang muamalat, tidak mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Ini yang menjadikan seorang muslim terkadang tidak bisa mengatur pendapatan yang ia terima atau peroleh. Misal, saat ini smartphone adalah sebuah kebutuhan untuk berkomunikasi dengan kerabat, bukan sekedar Hp biasa. Namun, tipe smartphone yang mana yang akan kita miliki itu adalah keinginan. Sebenarnya kita cukup dengan smartphone Lenovo atau Samsung biasa. Tapi kita memaksakan untuk membeli atau memiliki smartphone Apple, meskipun belinya sampe lewat kredit. Duh.

            Mmmm, selanjutnya apa ya? Kayaknya masih banyak. Sahabat boleh share apa aja yang paling berat selain dari yang saya sebutkan di atas. Yakni dengki, riya, ujub, disiplin waktu, ghibah, dan memilah antara kebutuhan dan keinginan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar