Pesawat Habibie is Back
(Published in the daily Rakyat Kalbar ed. 27-1-15)
(Published in the daily Rakyat Kalbar ed. 27-1-15)
Oleh: Khoirul Umam*)
Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie
pernah sukses memimpin putra-putri terbaik bangsa Indonesia dalam menciptakan
pesawat terbang. Pesawat terbang yang diluncurkan perdana pada tanggal 10
Agustus 1995 tersebut diberi nama Gatotkaca N-250. Pesawat murni hasil
pemikiran dan buatan anak bangsa itu merupakan pesawat paling canggih
dikelasnya karena dikendalikan secara elektronik (fly by wire). Indonesia pun
bangga bisa menjadi negara pertama di Asean yang menciptakan pesawat terbang
seperti Jerman, Perancis, dan Amerika Serikat.
Namun sayang, pesawat
Gatotkaca N-250 yang pernah menjadi primadona itu kini tinggal kenangan. Krisis
ekonomi pada tahun 1998 memaksa presiden Soeharto mundur sebagai presiden dan
pesawat N-250 dihentikan produksinya atas desakan IMF (International Monetary Fund). Akibatnya, PT. Dirgantara Indonesia
memensiunkan dini ribuan tenaga kerjanya. Habibie tidak marah, namun ia kecewa
karena mimpi besarnya yang mulai terbang tinggi itu harus turun dan terhenti.
(Habibie dan N250 yang sempat menjadi primadona)
Bukan Habibie namanya jika
ia larut dalam kesedihan yang mendalam. Jiwa besar Habibie membawanya untuk
melihat sudut positif atas peristiwa yang terjadi. Menurutnya, perjuangan yang
telah dilakukan selama ini tidak ada yang sia-sia. Setidaknya, N-250 ciptaannya
menjadi bukti bahwa Indonesia mengerti cara membuat pesawat terbang komersil
mulai dari A-Z.
Habibie dan timnya akan
kembali berkarya dan bangkit melaksanakan perjuangan yang tertunda untuk sementara.
Saat menjabat sebagai presiden pun, Habibie masih belum mampu berbuat banyak
untuk N-250. “Untuk membuat lompatan besar, seseorang harus mundur beberapa
langkah,” cetus Habibie sambil membenahi keadaan.
Habibie memang tidak mudah lelah,
apalagi untuk dikalahkan. Diusianya yang senja kini, Presiden RI ketiga
tersebut masih kuat memegang mimpi besarnya untuk menjadikan Indonesia sebagai
produsen pesawat terbang. Habibie meyakini, Indonesia belum terlambat untuk
memajukan industri pesawat terbang. Mengingat pesawat terbang merupakan
kebutuhan yang sangat fundamental bagi Indonesia sebagai Negara kepulauan dan
naiknya permintaan pesawat terbang dari negara lain.
Tahun 2012, Habibie is back. Menjelang usia ke-80, semangat
Habibie masih seperti saat ia usia 17 tahun. Menteri Negara Riset dan Teknologi
era Presiden Soeharto tersebut ingin menunjukkan pada dunia, bahwa Indonesia masih
mampu untuk menciptakan pesawat terbang sendiri. Di bawah bendera PT. Regio
Aviasi Industri, Habibie akan membimbing anak-anak muda Indonesia merancang
pesawat R-80. Ini merupakan proyek besar untuk mengembalikan kejayaan N-250,
namun dengan desain dan teknologi yang baru.
Rencana Habibie merintis
R-80 cukup tiga tahun saja, setelah itu giliran Ilham Akbar, putra pertama
Habibie, untuk melanjutkan mimpi besar sang ayah. Jika tidak ada halangan, pesawat
R-80 akan mengudara melintasi nusantara dan dunia pada tahun 2017 atau 2018. Ilham
Akbar pun berkeyakinan, jika Indonesia telah mampu dan berhasil membangun
industri pesawat, Indonesia juga akan mampu mendirikan industri mobil, motor,
dan kereta api sendiri.
(Ilham Habibie, putra sulung Habibie, siap melanjutkan cita-cita sang ayah)
Kini, rakyat Indonesia
tinggal menunggu lahirnya kembali karya besar Habibie. Calon pembeli dan
pengguna pesawat R-80 pun sudah menanti. Salah satunya adalah NAM Air, anak
perusahaan maskapai besar Sriwijaya Air. Chandra Lie, Presiden Direktur
Sriwijaya Air memberikan komitmen dan kepercayaannya pada Habibie. Kita
berharap, R-80 akan sukses mengudara. Kita tentu tak ingin pesawat yang lalu
lalang di langit Indonesia adalah produk asing semua.
Perjalanan dan perjuangan
Habibie dalam mengembalikan industri pesawat terbang Indonesia tersebut, tertulis
dalam buku Pesawat Habibi: Sayap-sayap
Mimpi Indonesia. Sang penulis, Arimbi Bimoseno, tidak hanya mengisahkan
secara terkini tentang pesawat ciptaan Habibie, namun juga memperlihatkan sisi
kenegarawanan sejati Habibie dan perjalanan spiritualnya. Di setiap halamannya,
buku yang diterbitkan oleh Kata Media ini menghadirkan kisah inspiratif Habibie
melalui tulisan dan kumpulan foto. Sangat layak untuk dibaca oleh kaum muda,
khususnya pelajar dan mahasiswa agar dapat memetik semangat juang dan cinta
tanah air.
Kisah cinta sejati Habibie
yang romantis bersama mendiang istrinya Ainun juga terekam dengan baik. Habibie
mengungkapkan bahwa sinergi positif yang ia bangun dengan Ainun selama 48 tahun
10 hari, banyak mendukung produktivitas dan meningkatkan kecerdasannya.
(Habibie dan Ainun, simbol cinta sejati)
(Salah satu pesan bijak Habibie ^ ^ )
Kini Habibie tinggal di
Patra Kuningan Jakarta dan menyediakan sebagian ruangan di rumahnya untuk
perpustakaan. Selain itu, ia juga memiliki rumah dengan halaman 1.5 hektar di dekat
Hamburg, Jerman. Ditengah perjuangan besarnya saat ini, Habibie terus aktif
bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di Indonesia untuk mengalirkan
inspirasi kepada anak cucu intelektualnya. Habibie juga berharap ada penerusnya
yang bisa meraih prestasi lebih hebat dibanding dirinya.
Bangsa Indonesia patut
bersyukur dan bangga memiliki putra jenius bernama Habibie. Ia adalah maestro
teknologi dunia dibidang pesawat terbang. Berkat kerja keras dan otak
cerdasnya, Ia berhasil menyumbang berbagai hasil penelitian dan sejumlah teori
penting dibidang thermodinamika, konstruksi, dan aerodinamika. Beberapa rumusan
teorinya yang digunakan dalam dunia pesawat terbang dikenal sebagai ‘Habibie Factor’, ‘Habibie Theorem’ dan ‘Habibie
Method’. Tidak heran jika nama Habibie dikagumi dan disegani oleh dunia
internasional. Ya, Habibie adalah orang Indonesia paling berpengaruh di dunia.
*Alumni Univ. Muhammadiyah
Malang
Judul Buku : Pesawat Habibie, Sayap-sayap Mimpi
Indonesia
Penulis : Arimbi Bimoseno
Penerbit : Kata Media
Edisi : 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar